Novel Ayat2 Cinta ni asalnyer aku pandang sepi .. Bile tgk kulit ngan sinopsis tu, terasa berat pale utak nak bace .. Lepas jek tgk filem die .. seperti ada magnet utk aku terus menyelami watak2 dalam novel ni .. Aku amat tertarik dengan karya Habiburrahman El Shirazi ini, terutama surat nurul kepada fahri dan balasan surat fahri kepada nurul pula.. Semoga kita mengambil ikhtibar daripadanya ..
Untuk Kak Fahri
yang sedang berbahagia
Bersama isterinya
Assalamu’alaikum wr. wb.
Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik ke detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang mendera-dera perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling malang di dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling bodoh. Dan aku harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas kebodohanku itu. Kini aku didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku katakan sendiri perasaanku padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan kecuali menangisi kebodohanku sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku padamu jauh-jauh. Tapi sudah terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap tegas, mencintaimu dan berterus terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku mencintaimu diam-diam selama berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga cinta itu mendarahdaging tanpa aku berani berterus terang. Dan ketika kau tahu apa yang kurasa semuanya telah terlambat.
Kak Fahri,
Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya paling dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih berat lagi. Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu. Membuangnya sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan binasa. Saat ini, Kak Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia, namun perempuan bodoh ini berada dalam saat-saat paling menderita.
Kak Fahri,
Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan cintanya? Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah orang shalih dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah. Bagi orang shalih semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
Kak Fahri,
Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka aku akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika masih ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup manisnya hidup bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin yang seiring dengan syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu memahami masalah poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa dimasukkan dalam keadaan darurat yang membolehkan poligami? Memang tidak semua wanita bisa menerima poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang tidak menerima poligami maka aku tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku mengikuti jejak puteri Zein dalam novel yang ditulis Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan sunyi, jalan orang-orang sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
Wassalam,
Nurul Azkiya
"Aku meneteskan air mata. Tetesan itu makin lama makin deras. Akupun tergugu. Kenapa jalan takdirnya seperti ini? Kenapa berita yang sebenarnya sangat membahagiakan hatiku ini datang terlambat. Satu-satu nama seorang gadis yang bila kudengar hatiku bergetar adalah Nurul. Nurul Azkiya. Berita yang seharusnya membuat hatiku berbunga-bunga itu kini justru membuat hatiku terasa pilu. Dalam hati aku menyumpahi kebiasaan buruk orang Jawa. Alon-alon waton kelakon! Jadinya selalu terlambat. Jika dua bulan yang lalu Nurul mengucapkan tiga kata saja: maukah kamu menikahi aku? Tak akan ada kepedihan ini. Sejak bertemu muka dengan Aisha hatiku sepenuhnya dipenuhi rasa cinta kepadanya. Dan beberapa jam lagi ikatan suci yang menyatukan cinta kami akan terjadi, insya Allah.
Dengan terisak-isak kukatakan pada Ustadz Jalal dan Ustadzah Maemunah, “Oh, andaikan waktu bisa diputar kembali. It is no use crying over spilt milk . Tak ada gunanya menangisi susu yang telah tumpah!”
Kepada
Nurul Azkiya
Cahaya orang-orang yang bersih hatinya
Di bumi perjuangan mulia
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saat menulis surat ini hatiku gerimis. Tiada henti kuberdoa semoga Allah menyejukkan hatimu, menerangkan pikiranmu, membersihkan jiwamu, dan mengangkat dirimu dari segala jenis penderitaan dan kepiluan.
Nurul,
Terima kasih atas suratnya. Aku sudah membacanya dengan seksama dan aku memahami semua kata-kata yang kau tulis. Kalau kau merasa harus setia pada cintamu. Maka aku merasa harus setia pada isteriku, pada belahan jiwaku. Kalau kau memiliki anggapan poligami bisa menjadi jalan keluar dalam masalah ini, bisa jadi ada benarnya. Poligami memang diperbolehkan oleh syariat, tapi aku tidak mungkin menempuhnya. Aku perlu menjelaskan, di antara syarat yang telah kami sepakati sebelum akad nikah adalah aku tidak akan memadu Aisha. Aku sudah menyepakati syarat itu. Kau tentu tahu hukumnya, aku harus menepatinya. Hukumnya wajib.
Nurul,
Dalam hidup ini, cinta bukan segalanya. Masih ada yang lebih penting dari cinta. Sebenarnya jikalau kita bercinta maka seharusnya itu menjadi salah satu pintu menjalankan ibadah. Janganlah terlalu kau turutkan perasaanmu. Gunakanlah akal sehatmu, karena akal sehat adalah termasuk bagian dari wahyu. Kau masih memiliki masa depan yang luar biasa cerahnya. Kau ditunggu oleh ribuan generasi di tanah air. Jadilah kau seorang Nurul seperti sebelum mengenalku. Nurul yang bersih dan bercahaya, seperti namanya Nurul Azkiya , Cahaya bagi orang-orang yang bersih hatinya.
Nurul,
Apakah kau sadar dengan apa yang kau lakukan saat ini? Dengan tetap menuruti perasaanmu untuk menyesal dan membodoh-bodohkan diri kau telah merusak dirimu sendiri. Ajaran agama kita yang hanif melarang manusia membinasakan dirinya sendiri dengan cara dan alasan apa pun. Memasung diri sampai menderita dengan alasan setia pada cinta adalah perbuatan yang tidak seirama dengan sunnah nabi. Kau jangan salah tafsir pada novel yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi. Dengan novel itu beliau ingin menghibur dan menyejukkan orang-orang yang mereguk pahitnya cinta karena kelaliman orang-orang yang tidak mengerti cinta. Beliau membela orang yang semestinya dibela, dan mencela orang-orang lalim yang semestinya dicela. Adapun Puteri Zein yang membawa cintanya sampai ke liang lahat itu bukan atas kehendaknya. Berbeda dengan dirimu. Jika kau membawa cintamu sampai mati maka itu atas kehendakmu, dan itu sama saja dengan bunuh diri.
Nurul,
Cinta sejati dua insan berbeda jenis adalah cinta yang terjalin setelah akad nikah. Yaitu cinta kita pada pasangan hidup kita yang sah. Cinta sebelum menikah adalah cinta semu yang tidak perlu disakralkan dan diagung-agungkan. Nurul, dunia tidak selebar daun anggur. Masih ada jutaan orang shalih di dunia ini yang belum menikah. Pilihlah salah satu, menikahlah dengan dia dan kau akan mendapatkan cinta yang lebih indah dari yang pernah kau rasakan.
Terkadang, tanpa sengaja kita telah menyengsarakan orang lain. Itulah yang mungkin kulakukan padamu. Maafkanlah aku. Semoga Allah masih terus berkenan memberikan hidayah dan rahmatnya, juga maghfirahnya kepada kita semua.
Wassalam,
Fahri Abdullah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan